1. Pengertian Model Pembelajaran TPS
Model
pembelajaran think pair and share dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme.
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila tidak sesuai. Bagi siswa agar siswa
benar-benar memahami dan menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja
memecahkan masalah dan menemukan segala sesuatu untuk dirinya.
Menurut
teori konstruktivisme, siswa sebagai pemain dan guru sebagai fasilitator. Guru
mendorong siswa untuk mengembangkan potensi secara optimal. Siswa belajar bukanlah
hanya menerima paket-paket konsep yang sudah dikemas oleh guru, melainkan siswa
sendiri yang mengemasnya. Bagian terpenting dari teori konstruktivisme adalah
bahwa dalam proses pembelajaran, siswalah yang harus aktif mengembangkan
kemampuan mereka, bukan guru atau orang lain. Mereka harus bertanggung jawab
terhadap hasil belajarnya.
Tipe
Think Pair and share (TPS) atau
berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pertama kali metode ini
diperkenalkan oleh Frang Lyman dan koleganya di Universitas Maryland sesuai
yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa Think Pair and Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas (La Iru dan La Ode Safiun Arihi,
2012:60).
TPS
merupakan teknik suatu sederhana dengan keuntungan besar. TPS dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat
belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan
sebelum disampaikan di depan kelas. Selain itu, TPS juga dapat memperbaiki rasa
percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kelas. TPS sebagai salah satu metode pembelajaran kooperatif yang terdiri atas
3 tahapan yaitu thinking, pairing, dan sharing. Guru tidak lagi sebagai
satu-satunya sumber pembelajaran, tetapi justru siswa dituntut untuk dapat
menemukan dan memahami konsep-konsep baru.
Peningkatan
penguasaan isi akademis siswa terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga
proses tahapan yaitu mlalui proses thinking
(berpikir) siswa diajak untuk merespon, berpikir dan mencari jawaban atas
pertanyaaan guru, melalui proses pairing
(berpasangan) siswa diajak untuk bekerja sama dan saling membantu dalam
kelompok kecil untuk bersama-sama menemukan jawaban yang paling tepat atas
pertanyaan guru. Terakhir melalui tahap sharing
(berbagi), siswa diajak untuk mampu membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu
kelas. Jadi, melalui model think pair and share penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
2. Langkah-langkah Model
Pembelajaran Think Pair and Share
Jumanta
Hamdayana (2014:202) menyimpulkan bahawa model tipe TPS ini terdiri atas 5
langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas, yaitu :
a. Tahap
pendahuluan
Awal
pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus memotivasi siswa
agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru menjelaskan
aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.
b. Tahap
Think (berpikir secara individual)
Proses
think pair share dimulai pada saat
guru melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini,
siswa diberi batasan waktu (think time) oleh guru untuk memikirkan jawabannya
secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan. Dalam penentuannya, guru
harus mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan.
c. Tahap
Pairs (berpasangan dengan teman
sebangku)
Pada
tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru menentukan bahwa
pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya, hal ini dimaksudkan agar siswa
tidak pindah tempat mendekati siswa lain yang pintar dan meninggalkan teman
sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya untuk
mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang telah diberikan oleh
guru. Setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan
jawaban secara bersama.
d. Tahap
Share (berbagi jawaban dengan
pasangan lain atau seluruh kelas)
Pada
tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara perseorangan atau secara
kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap anggota dari
kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
e. Tahap
Penghargaan
Siswa mendapat penghargaan
berupa nilai baik secara individu maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan
hasil jawaban pada think, sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada
tahap pair and share, terutama pada saat presentasi memberikan penjelasan
terhadap seluruh kelas.
0 Response to "Model Pembelajaran Think Pair and Share yang cocok untuk IPS"
Post a Comment